Sabtu, 13 September 2014

8 Selebritis Indonesia yang Memerani Film Komedy Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap

Film Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap merupakan film drama/komedi film Indonesia yang dirilis pada 25 Agustus 2011 yang disutradarai oleh Indrayanto Kurniawan serta dibintangi oleh Andhika Pratama dan Donita.

Asep (Andhika Pratama) terlihat pasrah dan nelangsa karena hari itu keluarganya melamar seorang gadis di desanya. Tampak dari wajahnya, Asep tidak menyukai gadis yang akan dia sunting. Di hari yang sama, Desa Endah Pisan, dikejutkan dengan kehadiran beberapa model foto dari Jakarta dan crew fotografernya yang akan mengambil lokasi pemotretan di desa tempat Asep tinggal. Di sinilah, Asep jatuh cinta pada pandangan pertama, ketika melihat Farah (Donita) yang berparas cantik berdiri di dalam sunroof mobil.

Selendang Farah jatuh menimpa wajah Asep. Tanpa pikir panjang, Asep mengejar mobil Farah dan meninggalkan rombongan pernikahannya. Karena menggunakan pakaian mini, para warga marah dan hendak menghajar rombongan fotografer karena dianggap menodai tempat keramat. Asep yang pintar dalam berdiplomasi, berhasil menyelamatkan Farah dan kawan-kawannya dari para warga. Lihat video trailer nya dibawah ini:


Farah dan kawan-kawannya tidak bisa kembali hari itu ke Jakarta dikarenakan trouble pada kendaraan mereka. Memang ‘jodoh’ tak lari ke mana. Asep pun menawari Farah dan kawan-kawannya menginap di rumahnya. Asep semakin yakin dan merasa kalau Farah adalah jodoh yang dikirim Tuhan dari langit untuknya.

Keesokkan harinya, Farah harus kembali ke Jakarta. Sejak itu, Asep selalu terbayang pada wajah Farah, hingga akhirnya Asep mengutarakan niatnya untuk menyusul Farah ke kota. Ibunya kaget, ia mengingatkan Asep, bahwa Farah bukanlah wanita yang pantas untuk dia. Tapi Asep yang sudah mabuk asmara tak mengindahkan lagi larangan Ibunya. Ia nekad pergi ke Jakarta untuk mencari Farah.

 Dalam perjalanan Asep mencari Farah adalah sebuah perjalanan spiritual bagi Asep, karena di kota besar Asep banyak menemukan kenyataan hidup yang selama ini tak pernah dilihat selama di desa. Keluguan Asep justru banyak menimbulkan masalah. Asep yang tak bisa melihat kedzoliman, Asep juga tak bisa melihat orang susah. Ia membagikan uangnya pada fakir miskin sampai-sampai ia sendiri kehabisan uang, tapi Asep percaya bahwa apa yang sudah ia sedekahkan akan mendapat limpahan pahala dari Tuhan.

Setelah berusaha payah mengalami berbagai situasi, Asep berhasil menemukan Farah. Awalnya Farah menerima dengan baik kehadiran Asep yang pernah menolongnya, tapi lama-kelamaan Farah tidak nyaman, karena ulah dan sikap Asep yang ‘dianggap’ fanatik dan norak mempermalukan Farah di depan teman-temannya.

Farah kehabisan kesabaran dan mengusir Asep. Asep sangat kecewa, sedih dan sangat putus asa. Saat Asep mau pamit, Farah menghadapi masalah. Ia ternyata berhutang banyak pada bank karena gaya hidupnya yang jet set. Asep menolongnya dengan membayar hutang-hutang Farah. Namun Asep tetap pulang ke kampungnya karena takut disangka pamrih.

Di kampung, Ibunya tidak tega melihat Asep bersedih. Ibunya yang tadinya menentang Asep malah menyuruh Asep kembali menemui Farah untuk menyatakan cinta. Ditemani Pamanya Sarkawi, Joko dan Fukron, Asep yang sudah mati-matian berlatih untuk menyatakan cintanya menemui Farah. Tapi ternyata di apartment Farah, sudah ada Brandon, pacar lama Farah yang kembali dan mereka berencana untuk menikah. Asep jatuh pingsan. Akhirnya Asep digotong kembali ke kampung.

Secara kasar film ini menggambarkan pertentangan dunia modern dan dunia tradisional yang diwakili oleh Asep dan Farah. Namun, ada beberapa kejanggalan-kejanggalan membuat film ini tidak meluncur dengan mulus. Antara lain gap informasi yang terlalu besar, sedangkan tekhnologi sudah sedemikian canggih yang dipakai. Uang di kantong bernilai ratusan juga tiba-tiba saja ada dalam tas anak desa yang lugu dan polos. Ditambah dengan adegan percakapan yang berputar-putar dan slow motion yang membuat film ini bertele-tele. Kelucuan yang satir sekaligus kritik sosial dihadirkan sebagai penyedap film ini. Konsistensi peran Andhika menjadi satu-satunya benang merah yang membuat film ini nyambung.

Andhika Pratama


Donita


Lydia Kandou


Joe Projek P


Polo


Mucle


Pretty Asmara


Bertrand Antolin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar