Sabtu, 30 Agustus 2014

Jama'ah Haji yang Rentan Dehidrasi Bakal Jadi Fokus Perhatian

Jeddah, - Tanggal 1 September mendatang jamaah haji Indonesia mulai tiba di Tanah Suci. Jamaah haji yang berisiko tinggi akan menjadi fokus perhatian kesehatannya.

Hal ini disampaikan Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Jeddah dokter Lucky Tjahjono ‎ di Jeddah, Sabtu (30/8/2014).

Tim kesehatan Daker Jeddah berjumlah 42 orang terdiri dari 8 dokter, termasuk dokter spesialis, 12 perawat, lima orang dari bagian sanitani dan surveilans, lima orang farmasi, satu ahli gizi, satu orang siskohatkes, 10 tenaga musiman. Semuanya dinyatakan siap bertugas melayani jamaah haji Indonesia yang totalnya mencapai 168.800.
"Separuh jemaah Indonesia berisiko tinggi, kita akan fokus di sini. Dehidrasi atau tidak, kita akan lakukan deteksi dini," kata Lucky.

Profil jamaah haji Indonesia memang mayoritas sudah lanjut usia. Kebiasaan mereka juga enggan minum di pesawat karena khawatir akan buang air kecil. Padahal dengan perjalanan sembilan jam, jemaah butuh asupan minum.

"Sebab sampai di bandara, mereka masih harus antre di imigrasi dan menempuh perjalanan 6 jam ke Madinah," kata Lucky.

"Jadi kita harus pantau status kesehatan mereka. Biasanya yang terjadi infeksi. Untuk yang sepuh, dari pengalaman-pengalaman lalu, biasanya infeksi paru-paru," lanjuttnya.

Untuk memperlancar tugas, tim kesehatan juga sudah menggelar rapat koordinasi dengan pimpinan Tata Usaha Haji Indonesia di Arab Saudi, mengecek kesiapan ambulans, logistik dan para tenaga musiman. BPHI yang berlokasi di Madinatul Hujjaj ini juga menyiapkan ruang perawatan dengan kapasitas 10 pasien. Sementara di dua sektor yang berlokasi di bandara disiapkan ruang perawatan untuk 3-4 pasien. Sumber ; Detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar