Rabu, 22 Oktober 2014

5 Anak Kecil yang Mengalami Penyakit Misterius di Dunia



Nodding Sindrome Menyerang Anak Anak Di Uganda

 
Penyakit misterius selanjutnya juga menyerang anak-anak di Uganda. Tahun 2009, adalah catatan kelam dunia medis di negara yang mendapat julukan Mutiara Afrika tersebut. Penyakit misterius kian menyebar di wilayah Afrika dan membuat para bocah terlihat seperti mayat hidup. Betapa tidak, ribuan anak meregang nyawa akibat penyakit yang hingga kini belum diketahui penyebabnya. Kejadian memilukan ini menohok wajah dunia medis. Mulanya anak-anak di Uganda mengalami kejang kejang. Tapi, tak lama kemudian kondisi mereka makin parah, karena mengalami kesakitan yang luar biasa. Faktanya, tak ada yang selamat akibat serangan misterius tersebut. Ribuan nyawa pun melayang lantaran sindrom mematikan ini.

Belakangan baru terkuak, bahwa peristiwa kejang kejang anak-anak di Uganda lantaran Nodding Syndrome. Penyakit ini secara agresif menyasar anak anak dengan kejang yang luar biasa mengerikan. Tak perlu menunggu lama, si anak akan lemas hingga akhirnya meninggal dunia. Disebut sindrom karena, pasien anak-anak mudah sekali terpengaruh penyakit misterius tersebut. 

Profesor dari Centers For Disease Control And Prevention di Atlanta, Amerika Serikat, Dokter Scott Dowell mengatakan dia meneliti Nodding Syndrome, namun dia kemudian merasa frustasi, karena sama sekali tidak diketahui sumber penyebabnya.

Ia menegaskan bahwa tugas utama nya adalah menyibak tabir misteri penyakit ini. Frustasi para dokter pun dapat dimaklumi ketika bertahun-tahun meneliti, dengan hasil yang nihil. Pertanyaannya, apakah Nodding Syndrome menjadi endemik yang mengancam penduduk dunia? Setidaknya kita bisa menghela napas, karena Nodding Syndrome tidak menunjukkan indikasi dapat ditularkan dari orang ke orang.

Jessica




Penyakit misterius berikut ini dialami oleh seorang bocah lucu bernama Jessica. Jessica mengidap penyakit yang aneh dan misterius. Ia divonis tidak bisa tumbuh berkembang lagi saat usianya kini baru menginjak 18 bulan. Akibatnya, Jessica mengalami gangguan dalam berbicara dan berjalan.

Baru-baru ini ditemukan kasus penyakit aneh yang diberi nama Syndrom Without A Name yang disingkat SWAN. Sindrom ini benar benar tidak diketahui namanya dan belum diketahui penyebabnya. Sama hal nya yang terjadi dengan penyakit yang dialami Jessica. 

Kasus ini tidak disadari sebelumnya oleh orang tua Jessica, Emma Hawley. Saat ia menemui anaknya berhenti berkembang, dokter hanya mendiagnosa jika Jessica sedang mengalami masa surut dalam pertumbuhannya. Enam minggu setelah berobat, kondisi Jessica masih tetap tanpa perkembangan yang signifikan. 

Dari serangkaian tes yang dilakukan pada diri bocah imut itu, para dokter memindai kondisi otaknya, setelah itu muncul hasil yang mengagetkan. Ternyata ada bagian otak yang menimbulkan masalah terkait tidak berfungsinya kemampuan berjalan dan berbicara pada diri Jessica. Diagnosa atas sindrom yang dialami Jessica, hingga saat ini belum diketahui asal usulnya. Diduga, ada perubahan kode genetik yang tidak terdeteksi dalam tes. Pasalnya, setiap tes yang dilakukan menunjukkan hasil yang wajar. Penyebabnya seolah tersembunyi dan sulit dilacak. Dan sampai sekarang, para dokter masih terus berusaha mencari cara untuk mengobati anak yang mengdiapnosis sindrom tanpa nama ini. 

Walau begitu, anak tetap lah anak. Apapun yang terjadi suatu saat nanti, Jessica kecil menjalani nya dengan ceria, seraya terus memberi senyuman indah di wajahnya.

Sila Ardita


Penyakit misterius juga pernah di alami oleh seorang bocah di kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, bernama Sila Ardita. Selama dua tahun belakangan, tanpa diketahui sebab musababnya, bocah berumur 9 tahun ini harus menjalani kebutaan dan lumpuh, akibat dari serangan penyakit aneh. Penyakit yang diderita Sila hingga kini masih menjadi misteri. Menurut orang tua bocah malang itu, penyakit aneh ini dialami anaknya ketika duduk di kelas dua Sekolah Dasar, saat itu usia Sila baru tujuh tahun. Tiba-tiba ia mengalami kebutaan, dan empat bulan kemudian kedua tangan dan kakinya mengalami kelumpuhan.

Kesedihan Sila terlihat saat teman temannya mengajak ia bermain. Ini tentu keinginan yang tidak bisa digapai olehnya. Untuk dapat memastikan penyakit yang diderita Sila Ardita, mereka sudah mencoba membawanya berobat baik ke rumah sakit maupun pengobatan alternatif. Tapi setelah dilakukan pengobatan secara rutin, penglihatan Sila kembali membaik. Namun kondisi tangan dan kakinya mengecil sehingga terjadi kelumpuhan saat ia naik ke kelas tiga sekolah dasar. 

Sang ibu, Mustika Wati mengatakan, telah berbagai tempat mereka datangi untuk kesembuhan sang buah hati. Lucunya, seorang dokter pernah mengatakan bahwa penyakit yang diderita Sila Ardita itu tidak ada. Tapi di lain kesempatan, Sila malah dikatakan terkena penyakit stroke ringan. Tak pelak, keterangan sang dokter membuat Mustika dan suami bingung. Kini orang tua Sila ardita hanya bisa berharap agar pemerintah dan para dermawan dapat membantu biaya pengobatan anaknya. Mereka berharap penyakit Sila dapat disembuhkan, agar dapat kembali ke bangku sekolah dan bermain seperti teman teman seusianya.

Seorang Bayi



Penyakit misterius pada anak yang berikutnya, datang dari warga Kota Waterdale, Inggris. Masyarakat setempat diresahkan oleh adanya kejadian misterius, dimana 5 anak di daerah tersebut didiagnosis penyakit langka, yaitu kecacatan pada usus. Atau disebut penyakit Gastroschisis. Yaitu kecacatan dimana usus menjorok keluar akibat dinding perut yang terbuka, atau tidak menutup sempurna. Ibu dari anak yang memiliki penyakit ini semua tinggal bersama di waterdale. Hal ini diketahui setelah para ibu memperbincangkan penyakit ini dengan tetangga, keluarga dan temannya di daerah tersebut.

Sonia Dalton yang berumur 35 tahun, sempat mengatakan bahwa putrinya Mikka yang berumur 3 tahun, didiagnosis penyakit tersebut saat melakukan scan ketika usia kehamilannya berusia 21 minggu.

Ketika dilahirkan, bayi tersebut harus dirawat di perawatan intensif selama 5 minggu, dan melakukan operasi untuk memasukkan usus, indung telur, serta saluran telurnya ke tempat yang semestinya. Sementara itu ibu lainnya, Juliet Green 39 tahun, juga mengalami hal yang sama. Putrinya Courtney yang berumur 10 tahun itu juga didiagnosis penyakit yang sama ketika lahir. Oleh karenanya, hal ini menjadi begitu aneh ketika terjadi pada banyak orang yang tinggal di jalan yang sama.

Jason Egan


Penyakit misterius pertama dialami oleh seorang anak bernama Jason Egan. Jason yang berasal dari Victoria, Australia ini mengidapi penyakit yang aneh. Ia tidak bisa berjalan, berbicara, atau makan seperti kebanyakan anak di usia 9 tahun. Ia harus bergantung dengan kursi roda dan tabung makan yang langsung terhubung ke perut. Bocah laki-laki ini mengalami kondisi misterius yang membuat otaknya terus menyusut sejak lahir.

Saat lahir, Egan tidak menunjukkan tanda-tanda degenerasi. Tetapi ketika dia tidak merangkak atau berjalan di usia 12 bulan, Jamie dan istrinya Terry tahu ada yang salah dengan putranya. Pada awalnya, dokter menguji untuk kondisi umum yang dapat di obati. Namun beberapa kali dokter selalu mendapatkan hasil negatif, sehingga harus melakukan pengujian lebih lanjut. Dan pada usia 6 tahun ia kehilangan keterampilan seperti berdiri dan kemampuannya untuk merasakan sakit. Namun, saat scan otak berikutnya, pengujian itu membuktikan bahwa bukan saja otak kecilnya yang telah menghilang, tetapi seluruh jaringan otak hidupnya telah berkurang. 

Belum ada yang tahu persis apa yang salah dengan otak Egan. Dokter mengetahui bahwa otak bocah asal Victoria, Australia ini telah menyusut sejak lahir. Menurut dokter, Egan mungkin memiliki penyakit degeneratif otak misterius yang baru bagi ilmu pengetahuan. Selama ini, tidak ada kasus serupa yang pernah tercacat di dunia. Dokter dan ilmuwan sedang mempelajari kasus ini untuk mencari solusi pengobatan. Namun, meski otaknya terus menyusut dan kehilangan banyak kemampuan tubuh, Egan masih bisa tersenyum. Ia terlihat sebagai anak yang paling bahagia di dunia ketika duduk di kursi roda, dan didorong oleh ayahnya saat berjalan-jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar