Komandan pemberontak Suriah bernama Abu Ali menemukan komputer jinjing milik kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di suatu tempat persembunyian.
Di dalam komputer itu ditemukan sebuah rencana ISIS ingin mengembangkan senjata biologi untuk menyebarkan wabah pes, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (29/8). Dokumen di komputer itu menyebutkan korban dari senjata biologi itu bisa massal.
Abu Ali mengatakan pasukannya menyerang kelompok ISIS di sebuah gedung hingga mereka mundur. Abu Ali kemudian menemukan sebuah komputer jinjing berdebu di dalam gedung itu. Dia kemudian memberikan komputer itu kepada dua wartawan.
Setelah ditelisik ditemukan sebuah dokumen sepanjang 19 halaman berisi tata cara membuat senjata biologi wabah pes. Termasuk langkah-langkah melakukan percobaan.
"Keuntungan senjata bilogi ini adalah tidak memerlukan banyak uang untuk membuatnya tapi korbannya bisa banyak," kata dokumen itu seperti dikutip Foreignpolicy.com.
Disebutkan percobaan bisa dilakukan kepada seekor tikus kecil. "Ketika mikroba itu disuntikkan ke tikus itu maka gejala penyebaran penyakit itu bisa muncul dalam 24 jam."
Komputer itu diketahui milik seorang mahasiswa sains jurusan kimia dan fisika asal Tunisia bernama Muhammad S yang bergabung dengan ISIS di Suriah.
Peneliti dari Institut Royal United Service Jennifer Cole mengatakan wabah pes saat ini sudah bisa diatasi dengan antibiotik sederhana. Jadi itu bukan suatu ancaman serius. Penyakit polio di Suriah jauh lebih berbahaya ketimbang senjata biologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar