Selain karena perkembangan teknologi yang begitu pesat, cara berpikir manusia yang kian hari kian termodernkan, memunculkan banyak tren-tren aneh yang sebelumnya tidak pernah ada. Berikut adalah lima tren aneh yang digandrungi oleh kaum wanita. Beberapa di antaranya cukup mengerikan karena melibatkan prosedur yang ekstrem. Mari kita simak bersama! Dikutip dari Merdeka
Fatkini
Fatkini adalah salah satu tren yang sedang marak di dunia maya. Hashtag #Fatkini bahkan telah menjadi trending di Twitter, Instagram dan Tumblr, yang berarti, tren ini telah menyebar ke seluruh dunia.
Puluhan wanita bertubuh gemuk diketahui telah mengunggah foto selfie mereka saat mengenakan bikini. Mereka terlihat begitu percaya diri dalam balutan bikini ketat nan seksi. Foto-foto selfie itu pun kemudian diunggah ke Instagram dan diberi hashtag fatkini.
Istilah fatkini sendiri awalnya dipopulerkan oleh blogger Gabi Gregg, ketika dia mem-posting kembali foto liburannya pada tahun 2012. Saat itu, dia sedang mengenakan bikini. Di blog pribadinya, Gabi menulis: "Seperti biasanya, saya sangat ingin mendorong kalian untuk pergi ke pantai (atau kolam renang) musim panas ini. Jangan biarkan ketidakpercayaan diri Anda terhadap tubuh, mencegah Anda untuk bersenang-senang." fatkini yang menunjukkan betapa percaya dirinya mereka dalam balutan bikini super seksi.
Mencari jodoh dengan mengendus bau keringat lawan jenis
Pheromone Party menjadi salah satu tren yang populer saat ini. Tren ini memungkinkan pria dan wanita untuk menemukan pasangan dengan mengendus bau keringat lawan jenis.
Alih-alih bertatap muka langsung dalam sebuah kencan buta, kini banyak yang memilih untuk mengendus pakaian yang telah dikenakan oleh calon pasangan mereka dalam upaya menemukan kecocokan antara satu sama lain. Ketika bau dari pria/wanita itu telah dirasa pas, barulah keduanya bertemu.
Untuk menghadiri sebuah pesta feromon, Anda harus terlebih dahulu memakai sebuah T-shirt katun yang sama selama tiga malam berturut-turut, tanpa menggunakan deodoran dan parfum. Kemudian Anda harus membawa T-shirt itu ke pesta dengan memasukkannya ke dalam sebuah kantong plastik transparan bernomor. Tamu pesta akan diminta untuk mengambil T-shirt dari lawan jenis lainnya di pesta itu secara acak dan mengendusnya untuk menemukan bau mana yang mereka sukai.
Tren pesta feromon sendiri pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat, namun sekarang telah menyebar ke kota-kota besar lainnya di seluruh dunia. Konsep mencari pasangan lewat bau badan dilakukan berdasarkan percobaan tahun 1995 oleh ilmuwan Swiss, Claus Wedekind. Teori dasar di balik penelitian ini adalah bahwa senyawa kimia merupakan dasar dari perilaku seksual hewan. Dan seseorang mungkin berpikir bahwa perilaku ini juga terjadi pada manusia.
Judith Prays adalah seorang seniman asal Amerika yang menggagas ide pesta feromon pada tahun 2010 lalu. Dia berpikir bahwa ada hubungan yang erat antara feromon manusia (senyawa kimia yang dikeluarkan oleh tubuh) dan pemilihan pasangan. Namun menurut para ilmuwan RSVP, pesta feromon akan menggiring seseorang untuk tertarik secara seksual, tetapi bukan untuk menemukan cinta sejati.
"Bau menggoda mungkin hanya aka menjadi daya tarik sementara. Namun, jika tujuannya adalah menemukan pasangan sejati, sangat penting untuk mempertimbangkan indra lebih dominan yang kita gunakan dalam membuat pilihan, seperti penglihatan dan pendengaran," kata profesor Phillipp Kirsch dari Universitas Queensland kepada The Sydney Morning Herald.
Mengubah bentuk kaki
Operasi plastik pada kaki sedang menjadi tren di kalangan wanita masa kini. Prosedur kontroversial ini diberi nama Cinderella Surgery. Operasi tersebut dilakukan dengan cara mengubah ukuran dan bentuk kaki agar sesuai dengan ukuran sepatu hak tinggi rancangan desainer.
Cinderella Surgery akan dilakukan dalam beberapa cara, antara lain: memperpendek atau memperpanjang jari kaki; memotong tulang untuk menghilangkan gumpalan atau benjolan pada kaki; dan menyedot kelebihan lemak dari jari-jari kaki. Tren ini awalnya berkembang di Amerika Serikat, namun popularitasnya sekarang telah menyebar di Inggris dan negara-negara lain di seluruh dunia.
"Operasi kaki menjadi tren yang berkembang pesat saat ini, yang dipengaruhi popularitas gaya sepatu hak tinggi dari film Sex-And-The-City," ungkap ahli bedah podiatric, Dr. Jason Hargrave, kepada Daily Mail. Dr. Jason mengaku bahwa sebagian besar wanita yang datang kepadanya ingin memiliki bentuk kaki yang sempurna, sehingga mereka bisa leluasa mengenakan sepatu hak tinggi dengan ujung terbuka. Paulina Charlikowska, misalnya, rela menghabiskan lebih dari USD 7.500 (sekitar Rp 90 juta) untuk mengubah bentuk kakinya.
"Kelihatannya memang konyol, tapi saya selalu merasa malu untuk menunjukkannya di depan teman-teman," kata Paulina, 30, seorang pemilik salon di Blackpool, Inggris. Sesuai dengan pepatah "Beauty is pain", prosedur bedah ini tidak semudah yang dibayangkan. Paulina harus berjalan menggunakan kruk selama beberapa minggu, sampai dia mampu berjalan normal kembali.
Kakinya sekarang sudah sepenuhnya sembuh, bekas luka di kakinya juga hampir tak terlihat. Kini ukuran kaki Paulina lebih kecil satu nomor dari ukurannya sebelumnya. Hal itu pun membuatnya merasa sangat percaya diri dan bangga. Meskipun prosedur ini telah dilakukan di berbagai klinik kecantikan di Amerika dan beberapa negara lainnya, banyak ahli bedah ortopedi yang mengatakan bahwa operasi ini sangat invasif, karena melibatkan pemotongan jari, menggergaji tulang dan kemudian menyambungkan mereka kembali bersama-sama. Praktik ini berisiko tinggi menimbulkan komplikasi serius, seperti nyeri kaki permanen dan keterbatasan gerakan.
"Dalam kasus yang paling ekstrem, prosedur ini berisiko memicu pembekuan darah yang dapat mengancam jiwa pasien," tambah Andrea Scott, seorang konsultan ortopedi kaki dan ahli bedah pergelangan kaki.
Bikin hidung mirip menara Eiffel
Tren bedah plastik yang sedang populer di China ini menjanjikan bentuk hidung yang klasik, ramping dan miring, yang mirip dengan kurva Menara Eiffel. Wang Xuming adalah seorang dokter bedah di China yang menjadi otak di balik kemunculan prosedur kecantikan ini.
"Kami dipengaruhi oleh keindahan Menara Eiffel, sehingga kami tidak puas jika hanya menambahkan sesuatu pada hidung. Kami pun merekonstruksinya," kata Wang kepada AFP. Biaya operasi untuk prosedur kecantikan ini sekitar USD 10.000 (atau Rp 121 juta), serta melibatkan pembesaran hidung dengan menggunakan jaringan di dahi.
Ratusan poster tentang prosedur bedah plastik ini bahkan telah terpampang di seluruh kota Chongqing, China. Menariknya, banyak wanita muda di China yang sangat ingin memiliki penampilan fisik seperti orang barat, karena mereka percaya bahwa itu akan menaikkan kualitas mereka di pasar kerja yang sangat kompetitif saat ini.
Menato puting
Tittooing adalah tato semi-permanen yang dikerjakan pada puting. Tren tersebut awalnya populer di kalangan wanita di Liverpool. Mereka mengaku sangat mendambakan puting dengan warna gelap dan bentuk yang sempurna.
Tittooing sendiri dilakukan dengan merekonstruksi payudara agar tampak seperti nyata. Prosedur ini awalnya dilakukan oleh wanita dengan kanker payudara yang jaringan payudaranya telah diangkat. Namun, sekarang tittooing telah diperkenalkan sebagai prosedur kecantikan yang menawarkan bentuk puting sempurna bagi wanita.
Menurut laporan Daily Mail, tittooing bisa bertahan selama 12-18 bulan. Prosedur ini memakan waktu sekitar dua jam dan menghabiskan dana sebesar 1.200 pound sterling (atau sekitar Rp 17,7 juta) untuk kedua puting. Bagi wanita yang memiliki payudara asli, prosedur ini tentu akan terasa lebih menyakitkan. Hal itu dikarenakan jaringan di sekitar payudaranya lebih sensitif. Para ahli menyarankan agar tittooing sebaiknya dilakukan oleh ahli medis, bukan salon tato abal-abal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar